MUSEUM KEBANGKITAN NASIONAL

Ceritanya saya bertekad paling tidak satu minggu sekali berkunjung ke museum demi konten di blog ini. Kali ini saya bermain ke salah satu museum yang berada di Jakarta Pusat, lokasinya di dekat RSPAD Gatot Subroto. Saya menggunakan kendaraan pribadi yaitu motor yang dari Bekasi jaraknya kurang lebih 20 km, tapi untuk yang mau naik kendaraan umum seperti TransJakarta bisa berhenti di Halte Senen yang deket Atrium atau naik kereta yang turun di Stasiun Senen.


Selanjutnya untuk yang suka jalan kaki kalo dari halte sih lumayan ya, cuma kalo dari stasiun jangan deh nanti keburu capek di jalan. Dari halte TransJakarta atau stasiun Senen bisa naik ojek online atau naik bajaj.

Sekarang mari kita cerita tentang Sejarah Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia dimulai sejak berdirinya organisasi modern Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 dan berakhir pada proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Berdirinya Boedi Oetomo menandai perubahan bentuk perjuangan yang semula lebih mengandalkan kekuatan fisik menjadi kekuatan pikiran. ( Cerita diambil dari museum)

Soetomo bersama beberapa mahasiswa dari sekolah-sekolah di Jawa berkumpul untuk mengadakan rapat dan lahirlah Boedi Oetomo. Nama Boedi Oetomo berasal dari bahasa jawa berarti berbudi luhur, yang diambil atas usul Soeradji dari kata-kata Soetomo sendiri saat mengomentari ceramah Dokter Wahidin. "Puniko setunggaling padamelan sae sarta nelakaken budi utami! (Itu salah satu perbuatan yang baik dan menunjukan keluhuran budi!)

Pada 20 Mei 1908, Boedi Utomo didirikan oleh sejumlah mahasiswa School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA), yaitu Soetomo, Mohammad Soelaiman, Gondo Soewarno, Goenawan Mangoenkoesoemo, R. Angka Prodjosoedirdjo, Mochammad Saleh, R . Mas Goembrek, Soeradji Tirtonegoro, dan Soewarno. STOVIA adalah sekolah khusus pendidikan dokter pribumi di Batavia pada masa penjajahan Belanda. (Cerita diambil dari Tribun Jabar)


Perjuangan Boedi Oetomo menginspirasi berdirinya organisasi-organisasi pergerakan lain seperti Perhimpunan Indonesia, Sarekat Islam, Indische Partij, Muammadiyah, Nahdlatul Ulama dan Partai Nasional Indonesia.

Isi di dalam museum kebanyakan menjelaskan tentang sejarah kebangkitan nasional, alat-alat kedokteran, alat pengobatan jaman dahulu serta sejarah pendidikan di Indonesia. Museumnya cukup luas dan adem. Saya keliling-keliling sambil baca-baca itu menghabiskan waktu kira-kira satu setengah jam.


Museum Kebangkitan Nasional belum ada video interaktif seperti di Museum Sumpah Pemuda. Kebetulan ketika saya datang sedang ada penataan ulang museum, mungkin juga akan ada tambahan video interaktif juga seperti Museum Sumpah Pemuda.




Di dalam museum Kebangkitan Nasional juga ada diorama yang menceritakan tentang terbentuknya organisasi-organisasi di Indonesia. Ruangannya ada banyak dan terbagi menjadi beberapa fase, dimulai dari sejarah pendidikan sampai alat-alat kedokteran jaman dahulu masih tersimpan rapih.

Museum dalam keadaan bersih dan banyak tempat sampah di mana-mana, juga ada tempat duduk di tengah-tengah kebun untuk istirahat sejenak kalau lelah mengelilingi museum. Sebelum menjadi museum bangunan Museum Kebangkitan Nasional merupakan sekolah kedokteran yang didirikan oleh Belanda dengan nama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen disingkat STOVIA atau Sekolah Dokter Bumiputra.


Di dalamnya banyak bekas peninggalan kegiatan kedokteran seperti alat bantu pernapasan, alat rekam jantung, dan lain-lain. Yang paling ngeri ada alat pemecah kepala yang digunakan untuk mempelajari isi kepala manusia.



Ada salah satu ruangan yang membuat bulu kuduk merinding, yang sepertinya adalah ruang bekas perawatan karena isinya terdiri dari kasur-kasur berjejer dengan diorama di dalamnya. Selain itu museum ini sepertinya jauh dari hawa-hawa yang menyeramkan karena walaupun sendirian tapi rasanya aman-aman saja.

 

Museum ini cocok didatangi untuk yang ingin foto-foto di bangunan jaman dulu, untuk yang ingin belajar tentang sejarah sekolah kedokteran dan ingin tahu alat-alat kedokteran jaman dulu yang besar dan sepertinya terbuat dari besi baja juga tentu saja untuk yang ingin belajar sejarah Indonesia atau untuk yang suka tempat-tempat sepi karena suka melamun. Oh iya, di dalamnya ada kantin kecil juga untuk yang haus yang haus.

Tentang Museum

Alamat : Jl. Dr. Abdul Rahman Saleh No.26, RT.4/RW.5, Senen, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10410

Akses Menuju Museum
- TransJakarta : Turun di halte Atrium Senen
- Kereta : Turun di Stasiun Senen
--> Lanjut ojek online atau bajaj

Jam Buka 
Selasa - Minggu       : 08:00-16:00
Senin & Hari Besar  : TUTUP

Tiket Masuk :
Dewasa 
Rp. 2000

Telp : (021) 3847975

Comments